Sekitar satu dari 2.000 hingga 10.000 anak lahir dengan mikrotia. Meski anak dengan microtia dapat tumbuh normal dan sehat, terkadang timbul rasa kurang percaya diri. Sebab, kondisi tersebut akan memengaruhi penampilan, bahkan berdampak pada gangguan pendengaran konduktif. Untuk saling memberi dukungan dan solusi perawatan terhadap kondisinya, Keluarga Mikrotia Indonesia menggelar family gathering tahunan.
Khusus tahun ini, komunitas orang tua pasien Rumah Sakit Universitas Airlangga (UNAIR) mengangkat tema ‘Dari Hati ke Hati 6 Tahun Bersama Keluarga Mikrotia Indonesia’. Dengan dukungan Kasoem Hearing Center, family gathering digelar di Restoran Wardhani, Surabaya pada Minggu, 25 Juni 2023.
Event tersebut dihadiri oleh deretan dokter spesialis, yaitu Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF), Dokter Bedah Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher dr. Rosa Falerina, Sp.THT-BKL, Subsp. NO (K), dan Dokter Jiwa dr. Izzatul Fitriyah., Sp.KJ (K).
“Mikrotia adalah kelainan sejak lahir, ditandai dengan ukuran daun telinga yang lebih kecil. Jika disertai dengan dan tanpa tidak terbentuknya liang telinga (atresia) atau liang telinga sempit (stenosis), anak dengan mikrotia dapat mengalami gangguan dengar yang bersifat konduktif,” tutur Ketua Panitia Family Gathering Keluarga Microtia Indonesia dr. Rosa Falerina, Sp.THT-BKL, Subsp. NO (K).

Family Gathering: Dari Hati ke Hati 6 Tahun Bersama Keluarga Mikrotia Indonesia di Restoran Wardhani, Surabaya pada Minggu, 25 Juni 2023. (Foto: Dok. Digital Marketing Kasoem Group)
BAHA untuk Gangguan Pendengaran karena Mikrotia
Hal tersebut, menurutnya tentu memengaruhi kepercayaan diri sang anak. Akhirnya, prestasi dan kehidupan sosial semakin baik. Sebab, gangguan pendengaran dapat menyebabkan gangguan bicara, berbahasa dan komunikasi.
“Untuk mengatasi gangguan dengar karena mikrotia, anak dapat memakai alat bantu dengar hantaran tulang atau bone-anchored hearing aid (BAHA). Ini berfungsi mengeraskan suara dari luar,” ucapnya.
Senada dengan Dokter Rosa, dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF) mengatakan mikrotia juga memengaruhi penampilan. Maka dari itu, salah satu cara menangani microtia yang berkaitan dengan penampilan adalah operasi rekonstruksi daun telinga.
Dengan begitu, menurut dia tak hanya menangkap suara lebih baik, tapi anak dapat tampil percaya diri. Karena mereka seperti orang yang memiliki bentuk telinga normal dan dapat menggunakan aksesoris, seperti kacamata dan masker.
“Dalam proses operasi rekonstruksi diperlukan suatu tim untuk penanganan komprehensif. Mulai dari penanganan rekonstruksi daun telinga untuk mendapatkan estetik yang baik, penanganan untuk mendapatkan fungsi pendengaran yang lebih baik serta penanganan aspek psikologis bagi pasien dan keluarga,” ujar dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE (KKF).

Family Gathering: Dari Hati ke Hati 6 Tahun Bersama Keluarga Mikrotia Indonesia di Restoran Wardhani, Surabaya pada Minggu, 25 Juni 2023. (Foto: Dok. Digital Marketing Kasoem Group)
Trial BAHA
Sementara itu, support sistem yang baik turut mendukung dalam proses perawatan telinga dengan microtia. Kasoem Hearing Center pun memberi dukungan melalui penyediaan produk alat bantu dengar hantaran tulang atau Bone-Anchored Hearing Aid (BAHA).
Deputy Chief Executive Officer (CEO) Kasoem Group Trista Mutia Kasoem mengatakan dalam event Keluarga Mikrotia Indonesia ini, Kasoem Hearing Center menyediakan layanan trial BAHA 6 Max.
“Ini memungkinkan anak dengan mikrotia mencoba langsung bagaimana rasa mendengar dengan BAHA, khususnya BAHA 6 Max. Sehingga, orang tua dengan anak microtia yang selama ini ragu dengan teknologi pendengaran, bisa mengetahuinya dengan jelas,” ucap Trista.
Baca juga: Resmi Tersedia di Indonesia, Kasoem Hearing Center dan Coachlear Launching Baha 6 Max
Jika anak menggunakan BAHA 6 Max untuk membantu pendengaran, diharapkan dapat berkomunikasi lebih lancar. Jadi, tak menemui hambatan saat belajar di sekolah dan bermain bersama teman sebayanya yang memiliki pendengaran normal.
Komunitas Mikrotia Indonesia telah berdiri selama enam tahun. Dalam perjalanan, komunitas ini telah mengadakan pertemuan bersama keluarga pasien sebagai wujud konsolidasi.
Tak hanya berbagi pengalaman dan ilmu tentang microtia, family gathering tahun ini mengadakan penganugerahan. Ini diberikan kepada seluruh anggota keluarga dengan kategori terinspiratif, teraktif selama acara, domisili terjauh, pasien mikrotia usia termuda, dan pasien microtia usia tertua.